Serang – Para santri kelas 7 SMP Islam Nurul Fikri Boarding School Serang berkeliling Banten dalam rangka pengenalan keluhuran budaya dan kearifan lokal di Provinsi Banten. Kunjungan ilmiah ini dibagi menjadi 2 hari pelaksanaan terpisah untuk santri putra dan putri, yaitu 2&3 Oktober 2022. Berbagai tempat yang dikunjungi, di antaranya Sentra Kerajinan Batik Krakatoa di Cilegon, Museum dan Keraton Surosowan di Banten Lama, serta Pusat Pelestarian Bakau di Politeknik AUP Banten.
Rombongan santri kelas 7 dan pembimbing berangkat sekitar pukul 7 pagi langsung menuju Sentra Kerajinan Batik Krakatoa yang ada di Kota Cilegon sebagai tujuan pertama. Para santri belajar untuk membatik tulis dengan metode tradisional menggunakan canting, metode ini membutuhkan ketenangan dan kesabaran untuk menghasilkan karya yang indah. Pembelajaran yang bisa diambil santri dari membatik ini adalah penghargaan terhadap tradisi seni yang telah terjalin turun-temurun.
Tujuan kunjungan selanjutnya ialah Museum Situs Kepurbakalaan Banten dan Napak Tilas Keraton Surosowan di Kawasan Banten Lama, Kota Serang. Di sana terdapat banyak sekali benda-benda bersejarah dari zaman kejayaan Kesultanan Banten yang memberikan gambaran tentang betapa majunya peradaban Kesultanan Banten pada saat itu yang diperkaya dengan peradaban Eropa dan Asia.
Tepat di depan Museum Situs Kepurbakalaan Banten terdapat Keraton Surosowan yang pada zamannya merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Banten dan mengendalikan lalu lintas perdagangan di Selat Sunda. Keraton yang kini hanya berbentuk bangunan terbuka karena hancur akibat serangan Pasukan Belanda dan tertimpa bencana letusan Gunung Krakatau tersebut masih bisa dikenali dari berbagai ruangan dan gerbang yang menggambarkan kemegahan serta keindahan bangunannya.
Lokasi terakhir yang menjadi destinasi kunjungan ilmiah kali ini adalah Politeknik AUP Banten yang menjadi tempat santri belajar tentang budi daya ikan dan udang, serta merasakan langsung menanam bibit tanaman Bakau. Pengalaman menanam bibit di Hutan Bakau yang menjadi pertahanan lahan pantai ini menjadi pembelajaran penting bagi santri agar lebih mencintai kelestarian alam.