Menstruasi Bukan Penghalang Kamu untuk Berenang Pena Nurul Fikri

Menstruasi Bukan Penghalang Kamu untuk Berenang

Oleh: Dewi Purnamasari, S.Or

Renang, aktivitas air yang menyenangkan dan menyegarkan untuk semua orang. Renang juga disebut olahraga yang tidak membuat tubuh kita berkeringat. Begitulah bagi pemikiran orang-orang umum. Renang adalah olahraga favorite bagi seluruh kalangan. Dimulai dari kalangan balita sampai yang dewasa, dari jenis kelamin laki-laki sampai perempuan. Manfaat renang jika dilakukan secara rutin itu dapat mencegah berbagai penyakit, seperti asma, diabetes, stroke, jantung, dan lain-lain. Meskipun tidak bisa berenang dengan teknik yang benar sesuai dengan PRSI (Persatuan Renang Seluruh Indonesia) dengan gaya-gaya yang harus dikuasai, gaya bebas (freestyle), gaya dada (breaststroke), gaya punggung (back style) dan gaya kupu-kupu (butterfly style), tetapi hanya memasukkan badan ke kolam renang mereka memaknainya “berenang” atau pergi ke kolam renang dengan bermain air saja juga disebut “berenang”.

 

Seperti halnya sholat yang tidak diperbolehkan ketika datang bulan (menstruasi), bagi perempuan saat menstruasi merupakan kendala mereka untuk tidak berenang. Kategori menstruasi seorang perempuan itu berbeda-beda. Ada yang hanya keluar bercak darah dua hari bahkan keluar bercak darah sampai seminggu lamanya. Selain kondisi fisik yang terlihat, tingkat suasana hati juga mudah berubah. Biasanya dari kondisi fisik tersebut mempengaruhi psikis perempuan yang awalnya bersemangat menjadi malas. Kecuali perempuan tersebut menjadi seorang atlet renang, tidak mungkin mereka berhenti latihan selama seminggu hanya karena alasan menstruasi. Seorang atlet akan kembali kondisi tubuhnya seperti semula (hilang semua speed, daya tahan, dan kekuatan) jika atlet tersebut berhenti latihan dalam waktu tiga hari, sangat disayangkan bukan. Lalu bagi para perempuan yang memilih jurusan olahraga di perkuliahannya, hanya demi menstruasi harus mengulang mata kuliah renang (yang merupakan mata kuliah wajib) setiap semesternya, dan alasan menstruasi tidak bisa diterima oleh sang dosen yang ada malah kita yang dimarahi dan akan semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan gelar sarjananya. Masih banyak contoh perempuan-perempuan lainnya. 

 

Kondisi tersebut yang menjadi alasan di pembelajaran pada siswi-siswi di sekolahan. Untuk sekolah negeri atau sekolah yang tidak memiliki fasilitas kolam renang, biasanya guru olahraga hanya memberikan praktik renang satu kali tiap semester di fasilitas kolam renang umum terdekat dan itu pula yang menjadi penilaian bagi sang guru. Lalu bagaimana nilai para siswi yang sedang menstruasi yang otomatis mereka tidak akan masuk ke kolam renang hanya datang dan duduk-duduk saja. Dan dengan sekali pertemuan saja, bagi pembelajaran sangat tidak cukup. Bukankah itu hal yang merugikan bagi siswa? hanya melihat tidak dapat mempraktikkan. Olahraga renang adalah olahraga yang harus dipraktikkan, kenapa? Karena kondisi tubuh kita secara langsung akan bisa merasakannya dengan cara mempraktikkannya. Bayangkan jika siswa tidak mempraktikkannya, yang ada mereka salah dalam melakukan olahraga renang tersebut. Salah satu contohnya adalah gerak kaki gaya bebas, di gerak kaki gaya bebas itu awal mula gerak mereka yaitu dari pangkal paha bukan dari lutut. Namun yang realitanya anak terbiasa menggunakan lutut. Hasilnya gerak mereka bisa diam di tempat tidak bergerak maju, yang paling parah lagi lutut akan mengalami cedera akibat dari kesalahan gerak tersebut. Hal yang di atas juga terjadi di sekolah bernuansa boarding school yang sudah memiliki fasilitas kolam renang sendiri. Mereka dapat mudah beralasan bahwa tidak mengikuti pelajaran (izin) di mata pelajaran renang saat sedang menstruasi. Tidak hanya di pelajaran loh, tetapi saat kegiatan ekstrakurikuler, khususnya ekstrakurikuer olahraga renang. Kendala di atas akan sulit bagi guru dan juga pelatih dalam mengajarkan materi berenang yang harusnya dilakukan secara berulang-ulang. Apalagi saat siswa A minggu ini izin tidak berenang, minggu depan ternyata siswa B tidak berenang. Nantinya guru akan selalu mengulang-mengulang materi terus menerus, padahal yang harus diajarkan dua gaya, nah ini satu gaya saja tidak selesai-selesai karena izin menstruasi. (kasihan gurunya).

Kira-kira apa yang menjadi permasalahan mereka??? 

Mari kita ulas satu persatu!

 

Pertama, mereka takut bercak darah menstruasinya keluar di kolam renang. Kondisi air kolam renang yang berwarna bening dan warna darah yang merah, maka akan semakin terlihat dengan jika bercak darah menstruasi keluar. Bukan bercak darah tersebut yang menjadi kekhawatiran mereka sebenarnya namun rasa malu tersebut, itu yang menjadi hal yang paling diwaspadai oleh mereka. 

 

Kedua, belum adanya pemahaman tata cara berenang yang benar saat menstruasi. Nah guru olahraga (jika gurunya perempuan) sudah mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan ini maka diberi pemahaman saja. (wah ini merupakan hasil pengalaman mereka pribadi saat perkuliahan bisa menjadi hal yang diceritakan ke mereka sebagai bukti).

 

Ketiga, kondisi kram perut yang terjadi saat awal mentsruasi berlangsung. Nah kondisi ini yang sulit dihindari, namun ada juga informasi yang mengatakan rajin berolahraga dapat meringankan kram perut saat menstruasi. 

 

Dari permasalahan di atas tentu dengan mudah diberikan pemahaman kepada seluruh perempuan di Indonesia bahwa sangat diperbolehkan berenang ketika kondisi tubuh sedang menstruasi. Jika perempuan tersebut memakai pembalut, maka saat berenang pembalut harus dilepas. “loh, nanti kalau keluar gimana?”. Jawaban adalah tidak. “kenapa?” yah coba kita lihat dari segi fisika, berapa volume air yang terdapat dalam kolam renang. Kita bisa lihat dari kedalaman kolam renang tersebut, (kalau bagian biar para ahli fisikawan yang menjawab) jika kita melihat kolam renang dengan standar FINA (Federation Internationale de Natation) 150-180 meter kubik per jamnya. Sedangkan darah menstruasi yang keluar dari vagina memiliki batas normal yaitu 80 cc dalam sehari. Maka jika dibandingkan dengan volume kolam renang maka darah mestruasi akan kalah jumlah tentunya. Lalu dengan penjelasan tersebut maka darah menstruasi perempuan akan berhenti ketika tubuh kita berada di dalam kolam tersebut karena adanya tekanan air kolam. Dan darah akan keluar kita kita sudah tidak berada di dalam kolam, oleh sebab itu segeralah pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian. “Kalau pantyliner bagaimana?” Bukankah pantyliner sama seperti pembalut ya bahan dasarnya, dengan tujuan menyerap cairan, nah tentu sangat tidak disarankan. Jika tidak yakin dan merasa takut dengan penjelasan di atas, sekarang ada juga yang pengganti pembalut disebut tampon dan menstrual cup. Tampon dan menstrual cup cara penggunaanya hampir sama, namun bahannya saja yang berbeda. Tampon berbahan kapas yang digulung sedangkan menstrual cup berbahan karet. Tetapi ada hal yang harus diperhatikan juga sebelum menggunakannya saat berenang, yaitu dengan menggunakan tampon dan menstrual cup yang baru. Carinya di mana ya kedua benda tersebut? Sekarang sudah terdapat di marketplace loh dan banyak tentunya. “Wah bingung cara pakainya.” atau “tidak bisa menggunakannya”. Kalau tidak terbiasa menggunakan kedua alat tersebut, silakan mencobanya dengan cara pertama.

 

“Apakah tidak berbahaya jika berenang dari segi kebersihan kolam?”

 

Nah, jika ini yang saya tahu pH (power of hydrogen) dalam tubuh kita berbeda-beda. Termasuk saat kondisi tubuh kita sedang menstruasi, pH akan meningkat dan mudah terserang bakteri. Jadi tetap ya jika sedang menstruasi ingin berenang kita liat juga kondisi kolam renangnya. Rajin tidaknya dibersihkan atau melalui pengurasan kolam. Kolam umum biasanya akan dibersihkan rutin (minimal seminggu sekali), dikarenakan pengelola kolam tidak mengetahui kondisi tubuh masing-masing pengunjung. Dikhawatirkan malah dapat memberikan penyakit ke orang lain. (kalau di NF insya allah bersih karena ada tim yang memantau untuk kebersihan dan pH air kolam).

 

“Apakah tidak menimbulkan infeksi atau iritasi?”

 

Tentu tidak dong, memang betul baju renang di desain ketat dan tidak longgar (ini sesuai FINA), namun sekarang banyak juga model pakaian renang untuk perempuan berhijab lengkap dengan jilbabnya. Perusahaan baju renang ini mendesign secara khusus tidak membentuk badan namun nyaman juga digunakan saat berenang. Karena jika baju renang longgar juga membuat tidak nyaman si perenang, khususnya atlet. Dan dalam kondisi sedang menstruasi dapat menggunakan pakaian renang yang membuat nyaman untuk tubuh. Tidak terlalu ketat agar tidak terjadi iritasi, namun tidak terlalu longgar agar tidak terjadi kebocoran. jika tidak melakukan akan berpengaruh juga terhadap suasana hati. (Nanti badmood lagi jadinya malas untuk berenang).

 

“Kalau mau berenang di laut boleh tidak saat menstruasi, takut ada hiu, bukannya hiu sangat peka dengan darah?”

 

Kita ulas lagi yuk!

 

Bukannya menstruasi itu mengeluarkan darah lama, sedangkan hiu peka dengan darah segar. Darah menstruasi merupakan darah mengandung sisa jaringan rahim yang luruh proses ovulasi. Sedangkan darah segar itu darah yang terjadi akibat goresan benda di bagian tubuh kita. Atau contohnya saat kita menyelam (diving) kaki kita tergoreng batu karang yang tajam. Nah darah yang keluar dari goresan tersebut yang dinamakan darah segar. Tetapi jika tidak yakin, bisa loh berenang saat menstruasinya di kolam renang dahulu saja, nanti jika sudah selesai boleh melaut lagi. 

 

“Kalau kita mau berenang tetapi kondisi hati kita sedang tidak enak (badmood) gimana?”

 

Wah perlu diberi pemahaman bahwa aktivitas gerak atau olahraga itu bisa memunculkan salah satu hormon kebahagiaan loh, yaitu hormon endorfin. Dengan hormon ini kita melupakan sejenak suasana hati pengaruh menstruasi dan menggantinya dengan keceriaan. Jika memang dianggap sebagai olahraga yang menyenangkan karena tidak membuat keringat, maka dari renang akan memunculkan hormon endorfin yang berlebih dong (dua kali lipat). 

 

Nah, buat para ibu dan perempuan boleh memberikan pemahaman terkait menstruasi dan berenang ini. Jika sedang mengikuti les (privat) berenang lalu berhenti karena menstruasi sangat disayangkan bukan materi yang telah diperoleh. Dan harus mengulang kembali di minggu setelahnya, lalu kapan mahir berenangnya? Sebelum memberikan pemahaman ada baiknya mencoba terlebih dahulu, apakah benar bahwa darahnya tidak akan keluar? Karena jika kita sudah rutin olahraga kemudian berhenti akan malas lagi untuk berolahraga. Para siswi dan mahasiswi tidak akan ketinggalan pelajaran praktik renang apalagi renang menjadi salah satu penilaian kelulusan. Jadi sudah tidak ada alasan lagi untuk tidak berenang, karena “menstruasi bukan penghalang kamu untuk berenang”.