Oleh: Ustadz. Edy Wiyono, S.Pd
(Kepala Koordinator Kurikulum NFBS Serang)
“Buah yang lezat, manis, dan lebat ditopang oleh pohon yang memiliki akar kuat yang menghunjam ke dalam tanah dan batang yang kokoh menjulang ke atas langit. Agar buah semakin lebat, kurangi daun dan potong ranting ranting yang tidak perlu.”
Dari sudut pandang teknologi pendidikan, kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada siswa, pemecahan masalah pembelajaran dengan pendekatan sistem, pengembangan pembelajaran yang sistemik, efektif, dan efisien, serta diimplemantasikan secara terus menerus dan ditingkatkan agar kualitas lulusan sesuai dengan visinya. Diawali dengan identifikasi kondisi riil siswa saat ini, kemudian dirancang sistem untuk menghasilkan lulusan sesuai dengan kondisi ideal yang kita harapkan.
Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Umar ia berkata: suatu hari kami berada di sisi Rasulullah, kemudian ia bersabda: “beritahukanlah kepadaku sekalian tentang sebuah pohon yang menggambarkan sosok seorang muslim, dedaunannya tidak berguguran dan menghasilkan buah setiap saat?” kemudian Rasulullah bersabda: “itu adalah pohon kurma”.
Hadits di atas disandarkan pada al-Qur’an surat Ibrahim ayat 24-24 sebagai berikut:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (25)
Artinya: "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit (24); pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat (25)."
Sebuah perumpamaan pohon keimanan, akarnya kokoh di hati seorang mukmin, dalam bentuk ilmu dan keyakinan, sedang cabangnya berupa amal-amal shalih dan akhlak-akhlak yang diridhai, diangkat kepada Allah dan ia menggapai pahalanya setiap waktu. Pohon itu memberikan buah-buahannya setiap waktu dengan izin Allah.
Ayat di atas menginspirasi untuk mendesain sistem di pesantren yang kokoh (akar yang kuat), dengan landasan yang kuat melalui renungan mendalam untuk merumuskan arah kebijakan yang visioner. Dalam dunia pendidikan dikenal sebagai tujuan instruksional umum (instructional goal), bisa dianalogikan sebagai visi pesantren.
Selanjutnya akar yang teguh menopang cabang yang menjulang ke langit, dengan merumuskan tujuan khusus yang spesifik (tidak mungkin ditafsirkan ke dalam pengertian lain), konkret, dan terukur. Dalam Pendidikan dikenal tujuan instruksional khusus (instructional objective), bisa kita analogikan dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang merupakan prinsip-prinsip dasar yang kokoh. Terkadang kita sibuk dengan hal detail teknis dengan banyaknya program/kegiatan yang menyibukkan dan melelahkan, namun terasa kurang bermakna. Hal itu karena prinsip-prinsip dasar kurang diperhatikan, sehingga dalam menyusun program mengacu pada SKL, bukan sebaliknya menyusun program dulu baru dicari dan disesuaikan dengan SKL.
Buah yang lezat, manis, dan lebat ditopang oleh pohon yang memiliki akar kuat yang menghunjam ke dalam tanah dan batang yang kokoh menjulang ke atas langit. Agar buah semakin lebat, kurangi daun dan potong ranting ranting yang tidak perlu.
Untuk itu untuk membangun sistem yang kokoh diperlukan landasan berpikir yang kuat dan dengan tahapan yang jelas. Model Desain Intruksional menurut DR. M. Atwi Suparman bisa diadobsi untuk membangun sistem di pesantren, seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar : Model Desain Intruksional menurut DR. M. Atwi Suparman
Penerapan pendekatan sistem dalam kegiatan instruksional dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu desain intruksional, implementasi, dan evaluasi sehingga buahnya tergambar dari capaian pengetahuan, sikap, dan kertampilan lulusan.
Dengan kata lain, untuk membangun sebuah sistem harus fokus pada tujuan utama (akar), tujuan khusus (cabang), dan capaian akhir lulusan (buah). Hal ini perlu didesain, agar terhindar dari melakuan banyak hal, melelahkan, dan ternyata tidak penting, serta tidak berdampak pada tujuan utama.
Untuk itu diperlukan desain instruksional (sistem) yang efektif dan efisien di pesantren dan bidang di bawahnya (sub-sistem) yang terintegrasi.
ISTILAH PENTING :
Padanan INSTRUKSIONAL yang paling mendekati adalah pembelajaran; INSTRUCTIONAL GOAL(S) berarti Tujuan Instruksional Umum (TIM) atau tujuan umum pembelajaran; INSTRUCTIONAL OBJECTIVES berarti Tujuan Instruksional Khusus (TIK) atau tujuan pembelajaran khusus; EVALUSASI FORMATIF sebagai umpan balik untuk perbaikan kegiatan instruksional; SISTEM adalah benda, peristiwa, atau cara yang terorganisasi yang terdiri dari bagian-bagian yang lebih kecil, atau seluruh bagian tersebut secara Bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu; DESAIN INSTRUKSIOANAL adalah suatu ilmu dan seni menciptakan sistem intruksional berkualitas melalui proses analitik, sistemik, sistemati, efektif, dan efisien ke arah tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan kebutuhan instruksional siswa.
REFERENSI
--------- Tafsir al-Qur’an. https://tafsirweb.com/4071-surat-ibrahim-ayat-25.html. diakses 25 Agustus 2022
--------- https://www.youtube.com/watch?v=9eFRxXgE4nk – Cara belajar Elon Musk